2. Wanita tidak akan hamil jika tidak orgasme
Kenyataannya, kehamilan terjadi saat sperma dari pria membuahi sel telur dari wanita. Sehingga tidak perlu orgasme untuk bisa hamil. Seorang wanita usia subur biasanya melepaskan sel telur setiap bulannya sebagai bagian dari siklus haidnya yang biasa (disebut ovulasi).Kehamilan tetap akan terjadi, baik ketika wanita tersebut berhubungan seks atau orgasme.
Karena waktu subur hanya satu hari dalam sebulan. Mitos seperti ini kemungkinan besar timbul dari kurangnya pemahaman tentang siklus haid. Ada empat hormon utama (zat kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel atau organ) yang terlibat dalam siklus menstruasi: hormon perangsang folikel (FSH), hormon luteinizing (LH), estrogen, dan progesteron. Keseimbangan hormon ini mengatur ovulasi, dan jika sel telur tidak dibuahi, menstruasi terjadi. Sementara siklus wanita sering kali kurang teratur, keseimbangan hormon ini dapat terganggu oleh berbagai faktor, termasuk usia, berat badan, stres, obat-obatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, menunjukkan dengan tepat waktu ovulasi dan memprediksi hari "aman" bisa menjadi sulit. Pasangan yang sukses dengan metode ritme kontrasepsi harus hati-hati memantau siklus menstruasi wanita dan mengevaluasi gejala ovulasi, serta faktor eksternal lain.
Beberapa orang percaya bahwa berhubungan seks di posisi tertentu, seperti berdiri, akan memaksa sperma keluar dari vagina wanita. Sebenarnya, posisi saat berhubungan seks tidak ada hubungannya dengan apakah pemupukan terjadi atau tidak. Saat pria berejakulasi, sperma tetap mengendap di dalam vagina. Sehingga, sperma secara alami akan mulai bergerak ke atas melalui kanal serviks segera setelah ejakulasi.
No comments:
Post a Comment